Minal Aidin Walfaidzin, Mohon Maaf Lahir & Bathin

Media Network
Jagad

Trump Umumkan Tarif Baru untuk 90 Negara, Analis Pasar Khawatirkan Risiko Resesi di AS

Tarif Besar-besaran Trump Picu Kekhawatiran Krisis Pasar

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengejutkan dunia dengan mengumumkan kebijakan tarif besar-besaran yang berlaku mulai Rabu, 9 April 2025. Kebijakan ini menyasar hampir 90 negara, termasuk eksportir utama seperti China, Uni Eropa, Jepang, dan Vietnam.

Sejumlah analis pasar menilai keputusan Trump ini sangat berisiko. Mereka memperingatkan bahwa jika tarif tidak segera diturunkan, pasar saham Amerika bisa mengalami kejatuhan ekstrem hingga memicu resesi ekonomi.

Jim Cramer Ingatkan Potensi “Black Monday” Baru

Dilansir dari New York Post, analis pasar sekaligus pembawa acara CNBC, Jim Cramer, secara khusus menyuarakan peringatan keras terkait kebijakan ini. Menurutnya, Amerika berisiko mengalami “Black Monday” baru, yaitu kehancuran pasar mirip tragedi 1987, di mana Dow Jones Industrial Average jatuh hingga 22,6% dalam sehari.

Cramer menyatakan skenario tersebut sangat mungkin terulang, apalagi pasar saham AS telah mencatat penurunan drastis selama dua hari berturut-turut sejak pengumuman tarif Trump.

“Jika presiden tidak segera bertindak memberi kompensasi atau penghargaan kepada negara-negara dan perusahaan yang patuh aturan, maka skenario 1987 bisa terulang. Kita bisa mengalami penurunan hingga 22% dalam satu hari pada Senin depan,” jelas Cramer dalam programnya pada Sabtu lalu.

Ia juga menambahkan, “Kita tak perlu menunggu lama, Senin kita akan tahu dampaknya.”

Respons Tiongkok Picu Dow Jones Anjlok 3.910 Poin

Pasar global langsung bereaksi negatif terhadap kebijakan tarif Trump. Setelah China memutuskan untuk membalas dengan tarif serupa, indeks Dow Jones anjlok drastis sebesar 3.910 poin hanya dalam dua hari perdagangan. Ini merupakan kejatuhan pasar terburuk sejak krisis pandemi beberapa tahun silam.

Tidak hanya Dow, indeks S&P 500 dan Nasdaq juga ikut anjlok sekitar 6%. Kerugian tersebut menghapus kapitalisasi pasar AS hingga sebesar USD 6,6 triliun hanya dalam hitungan hari.

Ekonom Apollo: Risiko Resesi Nyata Jika Tarif Tetap Berlaku

Kepala ekonom dari Apollo, Torsten Slok, menegaskan bahwa kebijakan tarif baru Trump ini berpotensi membawa AS ke dalam jurang resesi. Menurutnya, dampak buruk tersebut bisa semakin besar jika negara-negara lain melakukan tindakan balasan secara agresif dalam beberapa bulan ke depan.

“Jika tarif tinggi ini tetap bertahan lama dan negara lain terus membalas, resesi ekonomi bukan hanya terjadi di AS, tetapi bisa berdampak global,” ujar Slok pada Jumat (4/4/2025).

Pemerintah AS Tetap Teguh, Abaikan Kekhawatiran Pasar

Meski mendapat kritik dan peringatan dari para ekonom dan analis pasar, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyatakan bahwa pemerintah tidak akan mengubah keputusan tarif tersebut.

Dalam wawancaranya dengan NBC News dalam acara “Meet the Press”, Bessent berusaha menenangkan pasar dengan menegaskan bahwa kebijakan ini adalah strategi jangka panjang yang akan memperkuat ekonomi Amerika di masa depan.

“Tidak perlu panik soal resesi. Kita tidak tahu bagaimana pasar bereaksi dalam sehari atau seminggu ke depan. Kami berfokus pada tujuan jangka panjang,” tegas mantan manajer hedge fund tersebut.

Story Squad

Menulis bukan sekadar pekerjaan, tapi panggilan untuk menyampaikan kebenaran dengan jernih dan tajam.

Berita terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button