✨ Minal Aidin Walfaidzin, Mohon Maaf Lahir & Bathin

Media Network
Hype

Dunia Tinju Berduka: George Foreman, Legenda Kelas Berat, Tutup Usia di 76 Tahun

Dunia olahraga kembali kehilangan salah satu tokoh besar. George Foreman, legenda tinju kelas berat asal Amerika Serikat, meninggal dunia dalam usia 76 tahun. Keluarga mengonfirmasi kabar duka ini melalui akun Instagram resmi mereka pada Jumat malam, dan menyebutkan bahwa Foreman menghembuskan napas terakhirnya dengan damai.

Karier Tinju Gemilang Sang “Big George”

George Foreman, yang akrab disapa Big George, dikenal sebagai salah satu petinju paling tangguh dan ikonik sepanjang sejarah. Ia mengawali karier gemilangnya dengan meraih medali emas kelas berat di Olimpiade Meksiko 1968 saat berusia 19 tahun. Tak lama kemudian, ia masuk ke dunia tinju profesional dan memenangkan 37 pertandingan berturut-turut.

Pada tahun 1973, Foreman mencetak kemenangan besar dengan mengalahkan Joe Frazier yang belum terkalahkan, menjatuhkannya enam kali dalam dua ronde awal di Kingston, Jamaika. Namun, nama Foreman semakin mendunia setelah pertarungannya yang legendaris melawan Muhammad Ali dalam duel bertajuk Rumble in the Jungle di Kinshasa, Zaire (kini Republik Demokratik Kongo) pada 1974.

Meski kalah dalam pertarungan tersebut, Foreman tetap mencatatkan total 76 kemenangan, termasuk 68 kali menang KO, jumlah yang hampir dua kali lipat dari Muhammad Ali. Ia resmi pensiun dari dunia tinju pada 1997.

Juara Dunia Tertua dan Bisnis yang Menguntungkan

Pada usia 45 tahun, George Foreman kembali mencetak sejarah dengan mengalahkan Michael Moorer dan menjadi juara dunia kelas berat tertua dalam sejarah. Pencapaian luar biasa ini menjadi tonggak penting dalam dunia olahraga.

Namun, kesuksesan Foreman tak berhenti di ring tinju. Ia dikenal luas sebagai ikon dari produk George Foreman Grill, alat pemanggang yang populer sejak 1994. Berkat slogan “Lean Mean Grilling Machine”, produk ini sukses besar dan menghasilkan kekayaan yang melebihi pendapatan Foreman selama karier tinjunya.

Kehidupan Pribadi dan Perjalanan Spiritual

Lahir di Marshall, Texas pada 10 Januari 1949, Foreman dibesarkan bersama enam saudara kandung oleh ibunya seorang diri. Ia sempat terjerumus dalam dunia kriminal jalanan sebelum menemukan panggilannya di ring tinju.

Setelah kalah dari Ali, Foreman memutuskan pensiun pada 1977 dan mengabdikan diri sebagai pendeta. Ia mendirikan Gereja Tuhan Yesus Kristus di Texas dan mulai berkhotbah di jalanan serta rumah-rumah di Houston. Ia bahkan kembali ke ring pada 1987 untuk menggalang dana bagi pusat remaja yang ia dirikan.

Foreman menikah lima kali dan memiliki 12 anak, termasuk lima putra yang semuanya diberi nama George. Ia mengatakan bahwa pemberian nama tersebut dimaksudkan agar mereka selalu memiliki ikatan kuat.

“Kalau salah satu dari kita sukses, maka kita semua ikut sukses. Tapi kalau ada yang jatuh, kita semua ikut jatuh bersama,” ucapnya di situs pribadinya.

Penghormatan Terakhir dari Keluarga

Dalam pernyataan resmi, keluarga menyebut Foreman sebagai:

“Seorang pendeta yang taat, suami dan ayah yang penuh kasih, serta kakek yang bangga. Ia hidup dengan iman, kerendahan hati, dan tujuan. Seorang humanis, juara dunia dua kali, dan pejuang yang gigih menjaga nama baik keluarganya.”

Content Curator

Dari Lensa Jurnalisme, Menjadi Suara Publik

Berita terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button