✨ Marhaban ya Ramadan 1446 H

Media Network
Digit

Elon Musk Gagal Mengakuisisi OpenAI: Dewan Direksi Menolak Tawaran Rp 1.5 Triliun

OpenAI, perusahaan pengembang kecerdasan buatan yang berbasis di AS, baru-baru ini mengumumkan bahwa dewan direksinya secara bulat menolak tawaran miliarder Elon Musk untuk membeli organisasi nirlaba tersebut. Tawaran yang diajukan melalui perusahaan AI Musk, xAI, dan sekelompok investor ini bernilai fantastis, mencapai $97,4 miliar, atau sekitar Rp 1,5 triliun.

Tawaran Elon Musk Ditolak oleh Dewan OpenAI

Dalam pernyataan resmi yang dibagikan melalui akun pers OpenAI di platform X, Bret Taylor selaku Ketua Dewan Direksi OpenAI menegaskan bahwa tawaran Musk adalah upaya untuk “mengganggu pesaing.” Taylor menambahkan, “OpenAI tidak dijual, dan dewan telah sepakat menolak tawaran terbaru Musk. Kami berkomitmen untuk memperkuat organisasi nirlaba kami dan memastikan misi kami untuk memanfaatkan kecerdasan umum buatan demi kesejahteraan umat manusia.”

Musk Berusaha Mengambil Alih OpenAI: Apa Tujuannya?

Tawaran Musk untuk membeli OpenAI muncul setelah perusahaan tersebut berhasil mencatatkan berbagai kemajuan signifikan dalam bidang kecerdasan buatan. Musk, yang merupakan salah satu pendiri OpenAI, memiliki alasan tersendiri untuk ingin membeli organisasi ini. Tahun lalu, Musk menggugat OpenAI atas dugaan perilaku antikompetitif dan penipuan yang melibatkan CEO Sam Altman dan beberapa eksekutif perusahaan.

Namun, tawaran tersebut ditanggapi dingin oleh OpenAI. Pihak perusahaan melalui pengacara mereka menyatakan bahwa tawaran Musk tidak memberikan nilai nyata bagi organisasi nirlaba tersebut, dan menegaskan bahwa OpenAI “tidak dijual.”

Tanggapan Pengacara OpenAI dan Musk

Pada hari yang sama, pengacara OpenAI menyampaikan bahwa Musk tidak memberikan penilaian yang jelas terhadap nilai organisasi nirlaba ini dalam tawarannya. “OpenAI tetap berkomitmen untuk menjalankan misinya,” tambah pengacara OpenAI.

Di sisi lain, Musk melalui tim hukumnya mengajukan syarat jika tawarannya ditolak. Pengacara Musk mengatakan bahwa tawaran tersebut akan dibatalkan jika dewan OpenAI bersedia “mempertahankan misi amalnya” dan menghentikan konversi perusahaan menjadi struktur profit penuh. Namun, pengacara OpenAI menyatakan bahwa langkah Musk ini justru berusaha merusak pesaing dan bertentangan dengan posisi hukum Musk yang menyebutkan bahwa perubahan struktur OpenAI akan merusak misi amalnya.

Restrukturisasi OpenAI: Dari Nirlaba Menjadi Perusahaan Manfaat Publik

OpenAI didirikan sebagai organisasi nirlaba pada tahun 2015, namun pada 2019, perusahaan ini mengadopsi model bisnis “keuntungan terbatas” untuk menarik lebih banyak investasi guna mempercepat penelitian dalam AI. Meskipun demikian, OpenAI tetap mempertahankan status nirlaba sebagai pemegang saham pengendali dari entitas yang lebih besar, OpenAI LP.

Kini, OpenAI sedang menjalani restrukturisasi besar-besaran dengan tujuan menjadi perusahaan manfaat publik. Musk, melalui gugatan yang diajukan, berusaha untuk menghentikan konversi ini, karena ia khawatir perubahan struktur akan mengurangi pengaruh dan kendali yang dapat dimilikinya terhadap perusahaan tersebut.

Kontroversi dan Perdebatan antara Musk dan Altman

Kepala OpenAI, Sam Altman, dan sekutu Musk telah saling bertukar serangan terkait tawaran tersebut. Ari Emanuel, seorang pendukung utama tawaran Musk, dalam sebuah wawancara podcast, menyebut Altman sebagai “palsu” yang berusaha menghindari tanggung jawab terhadap misi amal OpenAI. Sebaliknya, Altman menggambarkan upaya Musk ini sebagai “taktik untuk memperlambat kemajuan OpenAI” dan berpendapat bahwa Musk bertindak dari posisi yang “tidak aman.”

Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?

Dengan ditolaknya tawaran Elon Musk, OpenAI kini menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian seiring dengan proses restrukturisasi menuju perusahaan yang lebih mengutamakan keuntungan. Meskipun Musk tetap berupaya untuk mengubah arah perusahaan melalui gugatan, OpenAI tetap teguh pada misi awal mereka, yaitu memastikan bahwa kecerdasan buatan dapat bermanfaat bagi seluruh umat manusia tanpa mengorbankan nilai-nilai dasar yang telah ditetapkan sejak awal.

Saat ini, semua pihak akan menantikan perkembangan lebih lanjut tentang apakah OpenAI akan tetap pada jalur nirlaba atau benar-benar beralih menjadi entitas untuk-profit. Yang pasti, persaingan antara Musk dan OpenAI diperkirakan akan terus berlanjut dalam beberapa waktu mendatang.

Penolakan tawaran Elon Musk untuk mengakuisisi OpenAI menunjukkan komitmen perusahaan terhadap misinya yang lebih besar. Terlepas dari tawaran besar dan kontroversi yang mengiringinya, OpenAI tetap mempertahankan integritas dan tujuan utamanya dalam mengembangkan kecerdasan buatan yang bermanfaat bagi seluruh umat manusia.

Content Curator

Dari Lensa Jurnalisme, Menjadi Suara Publik

Berita terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button