Tinta.news | Ternyata, ada drama seru di balik layar aplikasi Google Play! Seorang hakim di Amerika Serikat tengah bersiap-siap untuk memberikan nafas lega kepada Google dari serbuan tuntutan kelas oleh 21 juta konsumen. Mereka mengklaim bahwa Google telah main hakim dengan menerapkan biaya yang terlalu mahal di dalam toko aplikasi Google Play.
Tapi, senin ini, sang hakim, yaitu Hakim James Donato, mengumumkan niatnya untuk meredakan ketegangan ini. Rencananya, ia akan melepas beban pertahanan Google terhadap tuntutan antitrust dari konsumen ini. Jika keputusan ini ditegakkan, kerugian finansial yang mungkin harus ditanggung oleh Google bisa jauh berkurang. Google yang merupakan bagian dari Alphabet (GOOGL.O) pasti bernapas lega.
Dalam tuntutan ini, konsumen mengaku bahwa Google sebenarnya membebankan mereka terlalu mahal untuk biaya aplikasi-aplikasi di Google Play. Mereka juga berpendapat bahwa tanpa monopoli yang dituduhkan kepada Google, mereka bisa mendapatkan aplikasi-aplikasi tersebut dengan biaya yang lebih murah.
Namun, Google sendiri membantah tuduhan tersebut. Mereka mengklaim bahwa semua ini hanyalah kesalahpahaman semata. Mereka merasa belum bersalah.
Hakim Donato, yang memang penuh perhatian, menjelaskan alasannya. Dia mengatakan bahwa keputusan sertifikasi kelas yang diajukan pada November 2022 harus dibatalkan. Hal ini disebabkan oleh keputusannya yang diumumkan di hari yang sama, bahwa seorang ahli ekonomi tidak akan diberi kesempatan memberikan kesaksian sebagai saksi ahli untuk pihak konsumen. Padahal, ini adalah salah satu elemen penting dalam argumen mereka untuk mendapatkan sertifikasi kelas.
Namun, jangan buru-buru berpesta untuk Google. Hakim Donato belum bisa langsung membatalkan sertifikasi kelas ini secara instan. Mengingat Google sudah mengajukan banding atas perintah dari November, langkah selanjutnya harus dipertimbangkan matang-matang. Dia memberi batas waktu hingga tanggal 7 September untuk para pengacara Google dan konsumen mencari jalan keluar.
Jadi, ceritanya, ini tuntutan hukum yang melibatkan konsumen dari 12 negara bagian AS dan lima wilayah yang berbeda. Mereka sepertinya gak mau ketinggalan tren tuntutan kelas yang biasanya memberikan kompensasi lebih besar dengan biaya yang lebih terjangkau dibandingkan jika mereka harus berperkara satu per satu.
Namun, saat ini belum ada respons langsung dari pihak pengacara konsumen maupun Google. Semuanya masih dalam tahap mencari titik terang.
Ini bukanlah satu-satunya kasus yang melibatkan Google dalam perseteruan antitrust. Masih banyak kasus serupa yang melibatkan 38 negara bagian dan Distrik Columbia, serta beberapa perusahaan besar seperti Epic Games dan Match Group (MTCH.O).
Kita lihat saja bagaimana cerita ini akan berkembang. Kasus ini diberi judul In re Google Play Store Antitrust Litigation, Pengadilan Distrik AS, Distrik Utara California, No. 21-md-02981. Kita tunggu kabar selanjutnya!