Analisis: Calon presiden Indonesia, Ganjar Pranowo, yang terkenal sebagai gubernur, perlu meningkatkan hubungan internasional jika terpilih menjadi presiden

Tinta.news | Mengungkap kebijakan-kebijakan gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang akan tuntas pada Selasa (5 September), para analis memberikan ulasan yang beragam tentang masa jabatannya dan menyatakan bahwa langkah-langkahnya harus lebih jauh jika ingin menjadi pemimpin negara.

Ganjar Pranowo, berusia 54 tahun, telah memimpin Jawa Tengah selama dua periode. Jawa Tengah memiliki populasi mencapai 35 juta jiwa dan termasuk salah satu provinsi terpadat di Indonesia.

Setelah satu dekade sebagai tokoh terkuat di Jawa Tengah, ia bersiap untuk mendaftar sebagai calon presiden ketika komisi pemilihan negara membuka pendaftaran presiden pada Oktober mendatang. Indonesia akan menggelar pemilihan presiden dan legislatif pada 14 Februari tahun depan.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), partai tempat Ganjar Pranowo menjadi anggota, telah mengumumkannya sebagai calon presiden pada bulan April.

Namun, analis yang diwawancara oleh CNA memiliki sudut pandang yang berbeda tentang kinerja Ganjar Pranowo selama memimpin Jawa Tengah, yang mungkin mencerminkan seberapa baik ia akan memimpin negara jika terpilih sebagai presiden.

Bukan Hal Mudah Menilai Kinerja Gubernur

“Bukan hal yang mudah untuk menilai kinerja seorang kepala daerah,” kata Wawan Mas’udi, seorang dosen bidang sosial dan politik yang berbasis di Yogyakarta. “Seorang gubernur memiliki peran istimewa karena ia harus menjadi penghubung antara pemerintah pusat, bupati, dan walikota.”

Ah Maftuchan, seorang pakar kebijakan publik yang berbasis di Jakarta, memberikan penilaian tinggi atas kinerja Ganjar Pranowo, sementara Nur Hidayat Sardini, seorang dosen sosial dan politik berbasis di Semarang, berpendapat bahwa gubernur tersebut tampil buruk.

Semua analis sepakat bahwa Ganjar Pranowo memiliki gaya komunikasi terbuka dan bisa dijangkau oleh rakyat.

Namun, mereka juga berpendapat bahwa hal tersebut mungkin tidak cukup untuk memimpin negara dengan populasi sebanyak 270 juta orang, yang menjadi ekonomi terbesar di Asia Tenggara.

Gaya Kepemimpinan yang Unik

Ganjar Pranowo dikenal dengan kepemimpinannya yang berbasis pada keterlibatan langsung dengan masyarakat, seperti yang diungkapkan oleh Mas’udi, yang juga merupakan dekan fakultas sosial dan politik Universitas Gadjah Mada.

“Dia mampu berkomunikasi langsung dengan rakyatnya dan berusaha memastikan bahwa hal-hal tidak menjadi rumit,” ungkap Mas’udi. “Dia juga mencoba membuka jalur komunikasi antara para bupati dan walikota, dan selama masa jabatannya, hampir tidak ada konflik antara gubernur, bupati, dan walikota, berbeda dengan pendahulunya, Bibit Waluyo.”

Perluasan yang Signifikan

Bagian utara Jawa Tengah, yang mengalami penurunan tanah dan sering mengalami banjir, masih menjadi masalah serius. Meskipun pemerintahan Ganjar Pranowo telah berupaya membangun tanggul untuk mengatasi masalah ini, namun situasinya belum mengalami perbaikan yang signifikan.

Selain itu, masih ada berbagai masalah yang belum terselesaikan, seperti kontroversi pertambangan andesit di Wadas dan operasi perusahaan semen PT Semen Indonesia di Rembang. Kedua kasus ini memunculkan perdebatan yang berkepanjangan di masyarakat.

Selain itu, untuk mengevaluasi kinerjanya, perhatian juga tertuju pada upaya pengentasan kemiskinan selama masa jabatan Ganjar Pranowo. Menurut Badan Statistik negara, tingkat kemiskinan moneter di Jawa Tengah telah mengalami penurunan selama periode ini.

Namun, masalah multidimensional kemiskinan, yang mencakup faktor-faktor seperti kesehatan, pendidikan, dan tingkat kehidupan, juga perlu diperhatikan. Menurut data, kemiskinan multidimensional di Jawa Tengah mengalami penurunan yang signifikan, meskipun masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

Dengan pertimbangan-pertimbangan ini, masa depan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden Indonesia akan bergantung pada kemampuannya untuk mengatasi tantangan-tantangan yang ada dan memenuhi harapan rakyat Indonesia yang beragam.

Exit mobile version