✨ Marhaban ya Ramadan 1446 H

Media Network
Nusantara

Fenomena Hujan Es dan Angin Kencang Melanda Jogja, BMKG Berikan Penjelasan Cuaca Ekstrem

Pada Selasa, 11 Maret 2025, Jogja kembali mengalami fenomena cuaca ekstrem berupa hujan es yang disertai dengan angin kencang. Kejadian ini mengejutkan warga di sejumlah wilayah, termasuk di pusat Kota Jogja dan Sleman. Sebelumnya, fenomena serupa juga sempat terjadi di kawasan ini. BMKG memberikan penjelasan mengenai penyebab dan karakteristik hujan es yang terjadi.

Hujan Es Turun di Jogja dan Sleman: Fenomena Langka yang Menarik Perhatian

Hujan es yang disertai dengan angin kencang melanda Kota Jogja pada sore hari, tepatnya di kawasan Tugu Pal Putih dan sekitarnya. Hujan deras yang turun dengan deras disertai butiran es yang cukup besar menjadi perhatian warga. Salah satu saksi mata, Sri Utami, yang bekerja di area perkantoran sekitar Tugu Pal Putih, mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya ia menyaksikan hujan es di Jogja.

Fenomena serupa juga terjadi di beberapa wilayah di Sleman. Banyak warga yang langsung mengabadikan kejadian ini dengan kamera, mencatat fenomena langka yang tidak sering terjadi.

Penjelasan BMKG Tentang Hujan Es: Fenomena Peralihan Musim

Menurut BMKG, hujan es merupakan fenomena cuaca yang sering terjadi selama peralihan musim, khususnya saat adanya pola konvektifitas yang kuat di atmosfer. Fenomena ini biasanya disertai dengan hujan deras, petir, dan angin kencang dalam waktu singkat. Fenomena ini sering terjadi pada daerah-daerah yang mengalami ketidakstabilan cuaca yang signifikan.

Hujan Es Terjadi Karena Pola Konvektifitas dan Awan Cumulonimbus

BMKG menjelaskan bahwa hujan es terjadi karena adanya pola konvektifitas signifikan yang mempengaruhi atmosfer di skala lokal hingga regional. Hujan es biasanya terbentuk dari sistem awan konvektif jenis Cumulonimbus (Cb). Awan jenis ini dikenal karena memiliki dimensi yang sangat tinggi, menandakan adanya kondisi labilitas udara yang kuat dalam sistem awan tersebut. Kondisi ini memungkinkan terbentuknya butiran es yang cukup besar di dalam awan.

Proses ini melibatkan aliran udara turun yang kuat dalam sistem awan Cb, yang dikenal dengan istilah downdraft. Downdraft yang signifikan dapat menyebabkan butiran es yang terbentuk di puncak awan turun dengan cepat ke dasar awan dan akhirnya keluar dari awan, menghasilkan hujan es yang dapat jatuh ke permukaan bumi.

Tanda-Tanda Hujan Es: Apa yang Harus Diperhatikan?

BMKG juga memberikan tanda-tanda yang dapat mengindikasikan terjadinya hujan es, antara lain:

  1. Udara Panas dan Gerah: Sebelum hujan es, udara sering terasa sangat panas dan gerah karena radiasi matahari yang kuat.
  2. Munculnya Awan Cumulus: Pada pagi hari, sekitar pukul 10.00 WIB, awan cumulus putih yang bertumpuk-tumpuk mulai tumbuh di langit.
  3. Awan Menjadi Cumulonimbus: Awan cumulus ini kemudian berubah menjadi awan cumulonimbus (Cb) yang gelap dan menandakan potensi hujan es.
  4. Perubahan Suhu: Udara sekitar dapat tiba-tiba terasa lebih dingin, sebuah tanda adanya perubahan cuaca ekstrem.
  5. Angin Kencang dan Hujan Tiba-Tiba: Dahan pohon mulai bergerak cepat, dan hujan deras datang dengan disertai angin kencang dalam waktu singkat.

Menjaga Kewaspadaan Terhadap Cuaca Ekstrem

Mengingat kejadian hujan es yang terjadi di Jogja dan sekitarnya, BMKG mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap fenomena cuaca ekstrem. Tanda-tanda yang muncul sebelum hujan es dapat memberikan gambaran lebih awal untuk mengantisipasi dampak yang ditimbulkan. Selain itu, BMKG juga menyarankan agar masyarakat selalu mengikuti informasi cuaca terbaru untuk menjaga keselamatan.

Hujan Es dan Angin Kencang Menjadi Fenomena Cuaca yang Perlu Diperhatikan

Hujan es yang terjadi di Jogja pada 11 Maret 2025 ini kembali menunjukkan pentingnya memahami pola cuaca yang dapat berubah drastis dalam waktu singkat. BMKG menjelaskan bahwa fenomena ini disebabkan oleh pola konvektifitas yang kuat, yang memicu terjadinya hujan es, petir, dan angin kencang. Masyarakat diminta untuk selalu waspada dan memperhatikan tanda-tanda yang muncul sebelum fenomena cuaca ekstrem ini terjadi.

Content Curator

Dari Lensa Jurnalisme, Menjadi Suara Publik

Berita terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button