Batik Berbeda, Celana Seragam! Pesan Tersembunyi dari 5 Bupati Bolmong Raya

Ada makna yang lebih dalam dari sekadar sebuah foto bersama. Dalam momen serah terima jabatan Pimpinan BPK Sulut, lima pemimpin daerah di Bolaang Mongondow Raya (BMR) tampil kompak, tak hanya dalam kehadiran, tetapi juga dalam gaya, sikap, dan simbol kebersamaan yang mereka tunjukkan.
Bukan tanpa alasan, baju batik yang mereka kenakan seolah melambangkan keberagaman, kebersamaan, dan kekuatan masing-masing daerah. Warna, motif, dan desain yang berbeda menjadi refleksi karakter kepemimpinan mereka, namun tetap dalam satu harmoni yang selaras—seperti halnya BMR, yang terdiri dari Kotamobagu, Bolmong, Bolsel, Boltim dan Bolmut, .
Makna Kebersamaan dari Warna dan Motif Batik yang Dikenakan
Lima pemimpin BMR hadir dengan batik khas, masing-masing menggambarkan jati diri, karakter, dan visi kepemimpinan mereka:
✅ Dr. Weny Gaib, Sp.M (Bupati Bolaang Mongondow Selatan, kanan) – Mengenakan batik dengan nuansa biru dan hitam, memancarkan kesan ketegasan, profesionalisme, dan kestabilan dalam mengelola daerahnya.
✅ Yusra Alhabsyi, SE (Bupati Bolaang Mongondow Timur, kanan kedua) – Pilihan batik dengan motif perpaduan elegan menunjukkan keseimbangan antara inovasi dan warisan budaya, melambangkan kepemimpinan yang siap membawa daerahnya maju tanpa melupakan akar tradisi.
✅ H. Iskandar Kamaru, S.Pt., M.Si (Bupati Bolaang Mongondow, tengah) – Dengan batik bernuansa merah menyala, ia mencerminkan semangat kepemimpinan yang dinamis, penuh energi, dan siap menghadapi tantangan di masa depan.
✅ Oskar Manoppo, SE, MM (Bupati Bolaang Mongondow Utara, kedua dari kiri) – Mengenakan batik hijau yang melambangkan kesuburan dan pertumbuhan, menggambarkan harapan akan pembangunan berkelanjutan di daerahnya.
✅ Dr. Sirajudin Lasena, S.E., M.Ec.Dev (Bupati Bolaang Mongondow Utara, pojok kiri) – Dengan balutan batik bernuansa coklat keemasan, ia membawa simbol kebijaksanaan, kemapanan, serta kesederhanaan yang membumi.
Batik yang berbeda warna dan motif ini mencerminkan karakter dan visi kepemimpinan yang beragam, namun tetap satu dalam tujuan yang sama: membangun Bolaang Mongondow Raya menjadi lebih baik.
Celana Hitam: Simbol Kesamaan dan Kebersamaan
Meskipun berbeda dalam warna batik, ada satu elemen yang membuat mereka selaras dan kompak: celana hitam.
Celana hitam yang mereka kenakan menggambarkan kesederhanaan dan kesamaan visi dalam menjalankan pemerintahan. Warna hitam juga dikenal sebagai lambang kekuatan dan ketegasan, menunjukkan bahwa meskipun mereka memimpin daerah yang berbeda, mereka tetap satu dalam komitmen membangun BMR secara bersama-sama.
Sepatu: Langkah Seragam Menuju Kemajuan
Tak hanya batik dan celana, pemilihan sepatu yang seragam dalam warna gelap juga memiliki makna tersendiri.
Sepatu adalah simbol perjalanan dan langkah. Dalam foto ini, kelima pemimpin BMR berdiri dengan sepatu yang kokoh, menandakan kesiapan mereka dalam melangkah bersama, menghadapi tantangan, dan membawa daerah masing-masing ke arah yang lebih maju.
Sepatu yang mereka kenakan juga mencerminkan ketegasan dalam mengambil keputusan, kepercayaan diri dalam menghadapi tantangan, serta kesiapan untuk terus bergerak ke depan tanpa ragu.
Pose Berfoto: Tangan Mengepal, Tanda Soliditas
Pose yang mereka tampilkan dalam foto ini bukanlah sekadar gaya, melainkan simbol kekuatan, kesatuan, dan tekad yang tak tergoyahkan.
Dengan tangan mengepal di dada, mereka menunjukkan soliditas, ketegasan, dan kebersamaan dalam memimpin. Pose ini menjadi pesan yang jelas bahwa kepemimpinan mereka tidak berjalan sendiri-sendiri, melainkan dalam satu langkah serentak demi masa depan BMR yang lebih cerah.
Bukan hanya sekadar pertemuan seremonial, momen ini adalah cerminan kebersamaan yang solid, sinergi yang nyata, dan komitmen untuk terus membangun daerah dengan semangat gotong royong.