Tersembunyi di perairan Sulawesi Utara, terdapat pulau berukuran 8 hektare yang menyimpan cerita menakjubkan. Ini bukan pulau biasa, melainkan Pulau Lihaga, yang dikenal sebagai pulau tak berpenghuni di Kecamatan Likupang, Kabupaten Minahasa Utara. Namun, seiring berjalannya waktu, takdir Pulau Lihaga berubah, dan kini ia berdiri sebagai salah satu destinasi wisata terdepan.
Asal-Usul Pulau Lihaga
Terhubung dengan kisah sejarah Pulau Lihaga, kami melacak asal-usulnya. Konon, di masa lampau, pulau ini diberi nama Virgin Island, saat belum ada jejak kehidupan yang menghuni. “Pada mulanya, pantai ini disebut Virgin Island, karena tak ada penduduk di sini dan tak ada pengelolaan,” ungkap Iwan, salah seorang staf pengelola pulau, yang kami temui di Pulau Lihaga.
Transformasi Pulau Lihaga
Namun, potensi yang tertidur pulas di Pulau Lihaga tidak terlewatkan oleh mata tajam perusahaan tertentu. Perusahaan ini bukan hanya membeli pulau tersebut, melainkan juga merestorasi dan mengelolanya. Pulau Lihaga pun berubah, menjadi destinasi alam yang memesona bagi para wisatawan, baik lokal maupun internasional.
“Sebelum 2019, pulau ini dikelola oleh masyarakat setempat, namun kemudian dibeli oleh Cromping Werengkak yang dikelola oleh Pak Ronald, dan sekitar 3 tahun lalu dimulailah pengelolaannya,” cerita Iwan.
Dampak Pandemi dan Kelahiran Kembali
Namun, seperti banyak destinasi lainnya, Pulau Lihaga juga merasakan hentakan pandemi yang menghentikan sementara perjalanannya. Namun, semangat tak pernah pudar. Setelah setahun berlalu, Pantai Lihaga akhirnya kembali dibuka, siap menyambut para pelancong dengan pesonanya yang tiada tara.
Pesona Pulau Lihaga
Kini, Pulau Lihaga telah membuka pintunya dengan selamat, menjelma menjadi destinasi yang laris dengan daya tarik tak terbatas. Keindahan bawah laut, spot snorkeling dan diving, semuanya tersaji di sini. Dalam percakapan kami dengan Iwan, dia menyampaikan keyakinannya bahwa Pulau Lihaga akan semakin menjadi magnet bagi pelancong internasional.
“Perbedaannya sangat mencolok. Para tamu yang datang sering memuji Pantai Lihaga. Pasir putihnya, pemandangan di sekitarnya, semuanya menakjubkan,” kata Iwan, mengakhiri obrolan kami.
Dari pulau tak berpenghuni hingga destinasi super prioritas, perjalanan Pulau Lihaga adalah kisah inspiratif tentang bagaimana sebuah tempat dapat berubah menjadi surga wisata yang memukau hati para petualang.
Sebuah Petualangan Unik di Surga Tersembunyi
Saat jejak kaki Anda menginjak Pulau Lihaga, persiapkan diri untuk memasuki dunia di mana fasilitas mencuri perhatian. Meski ditinggali oleh kesendirian yang memesona, pulau ini tidak kalah dalam menyediakan kenyamanan bagi pengunjung yang datang. Tidak perlu khawatir tentang kamar mandi atau toilet, semuanya telah diatur dengan baik. Namun, ada cerita tersembunyi tentang air bersih yang menarik untuk diungkap.
Air bersih di Pulau Lihaga adalah harta yang perlu dicari. Ini bukanlah tempat di mana air mengalir dengan bebas. Anda mungkin harus membayar mahal untuk air bersih, jadi bersiaplah dengan persediaan yang cukup untuk membersihkan diri Anda. Namun, ingatlah bahwa ketersediaan air ini tak selalu konsisten.
Bagi para petualang yang ingin merasakan malam di bawah bintang di Pulau Lihaga, pilihan penginapan mungkin belum begitu beragam. Tapi jangan khawatir, ada bangunan kayu yang bisa menjadi tempat beristirahat Anda. Tenda mungkin tidak diperlukan, tapi tetaplah siapkan peralatan camping pribadi. Ingat, warung makan belum hadir di pulau ini, jadi perlengkapan dan bekal adalah hal yang esensial.
Mengisi perut di Pulau Lihaga bisa menjadi petualangan tersendiri. Walaupun penduduk lokal menyediakan makanan, jangan berharap layanan 24 jam. Dalam menjalani petualangan ini, perbekalan makanan dan perlengkapan harus Anda bawa. Jangan lupa topi dan sunblock, karena terik matahari yang memanggang bisa menjadi sahabat atau musuh kulit Anda.
Rute Misterius ke Surga Tropis
Petualangan belum berakhir sampai Anda merasakan semilir angin laut saat menuju Pulau Lihaga. Rute penuh misteri ini dimulai di Kampung Serei, Likupang, Sulawesi Utara. Sebuah perjalanan dengan perahu atau kapal selama 45 menit akan membawa Anda ke dunia baru yang menanti. Namun, jika perjalanan dimulai dari pusat kota Manado, kesabaran akan mengantarkan Anda pada pengalaman tak terlupakan.
Untuk mereka yang mencari kebebasan dalam perjalanan, ada dua pilihan transportasi laut yang menanti. Kapal kecil dengan kemampuan berakselerasi tinggi atau kapal besar yang bisa membawa rombongan hingga 90 orang. Untuk menjaga kelancaran petualangan, pastikan Anda memahami jadwal kapal dan harga tiket yang berlaku.
Kesimpulan: Menggapai Nirwana di Pulau Lihaga
Harga tiket yang terjangkau (Rp 20.000) dan jam operasional yang tak pernah berhenti (24 jam) hanya sedikit dari pesona yang ditawarkan Pulau Lihaga. Terletak di Gangga Satu, Kec. Likupang Barat, Kab. Minahasa Utara, Sulawesi Utara, pulau ini adalah destinasi yang harus dijelajahi. Jadi, siapkan diri Anda untuk melangkah menuju surga tropis yang tersembunyi ini dan biarkan kenangan tak terlupakan mengalir dalam petualangan Anda. Map: Cek Lokasi