Saat umat Muslim di seluruh dunia bersiap menyambut bulan suci Ramadhan pada 1 Maret 2025, durasi puasa akan bervariasi tergantung pada lokasi geografis masing-masing. Berbagai negara di belahan dunia yang berbeda akan mengalami durasi puasa yang sangat berbeda, dengan beberapa negara memiliki durasi puasa lebih panjang sementara yang lainnya lebih singkat. Mari kita simak bagaimana durasi puasa di berbagai belahan dunia untuk Ramadan 2025.
Durasi Puasa Terpanjang: Negara-Negara Skandinavia dan Arktik
Puasa Lebih dari 20 Jam di Skandinavia dan Greenland
Negara-negara di Skandinavia dan daerah-daerah dekat Lingkaran Arktik akan mengalami durasi puasa yang lebih lama, bahkan mencapai lebih dari 20 jam. Di Swedia, Norwegia, dan Finlandia, beberapa daerah akan memiliki waktu puasa yang mencapai 20 jam 30 menit. Misalnya, di kota Kiruna, Swedia, matahari hanya terbenam beberapa menit, sementara di daerah utara lainnya, matahari bahkan tidak terbenam sama sekali.
Di Nuuk, ibu kota Greenland, fenomena “matahari tengah malam” akan membuat durasi puasa berlangsung hingga 20 jam. Islandia dan Finlandia juga akan mengalami kondisi serupa, dengan durasi puasa yang berkisar sekitar 19 hingga 20 jam. Hal ini disebabkan oleh waktu siang yang panjang di daerah-daerah dengan garis lintang tinggi, yang menyebabkan durasi puasa menjadi lebih panjang dibandingkan dengan wilayah lain di dunia.
Pola Puasa Panjang di Wilayah Lintang Tinggi
Di negara-negara seperti Norwegia, Swedia, Kanada, dan Alaska, fenomena siang hari yang lebih panjang menjadi faktor utama yang menyebabkan durasi puasa lebih panjang. Masyarakat di wilayah-wilayah ini akan menghadapi tantangan lebih besar dalam menjalani ibadah puasa karena waktu siang yang sangat panjang.
Durasi Puasa Terpendek: Belahan Bumi Selatan
Puasa Singkat di Brasil, Afrika Selatan, dan Negara Lainnya
Berbeda dengan negara-negara di belahan Bumi Utara, durasi puasa akan lebih singkat di beberapa kota di belahan Bumi Selatan. Di kota-kota seperti Brasilia (Brasil) dan Harare (Zimbabwe), durasi puasa diperkirakan akan berkisar antara 12 hingga 13 jam. Hal ini disebabkan oleh perbedaan waktu siang yang lebih pendek selama Ramadan di daerah ini.
Di Afrika Selatan, kota seperti Johannesburg dan Cape Town akan mengalami durasi puasa antara 11 hingga 12 jam. Begitu juga dengan kota-kota di Paraguay seperti Ciudad del Este dan Uruguay seperti Montevideo, yang juga diperkirakan akan berpuasa sekitar 11 hingga 12 jam. Bahkan, beberapa kota di Argentina seperti Buenos Aires dan Selandia Baru seperti Christchurch, akan mengalami puasa sekitar 12 jam.
Puasa Terpendek di King Scott, Chile
King Scott, Chile, akan mengalami salah satu durasi puasa terpendek di dunia, dengan waktu puasa yang hanya berlangsung antara 11 hingga 12 jam. Kondisi ini terjadi karena perbedaan panjang waktu siang yang lebih pendek dibandingkan di belahan Bumi Utara.
Perbedaan Durasi Puasa di Berbagai Belahan Dunia
Faktor Geografis yang Memengaruhi Durasi Puasa
Durasi puasa di setiap negara dipengaruhi oleh letak geografis dan perbedaan panjang waktu siang yang terjadi di berbagai belahan dunia. Di belahan Bumi Utara, terutama di wilayah Skandinavia dan Arktik, durasi puasa bisa sangat panjang, bahkan melebihi 20 jam. Sementara di belahan Bumi Selatan, durasi puasa akan lebih singkat, berkisar antara 11 hingga 13 jam.
Dengan mengetahui perbedaan durasi puasa ini, umat Muslim dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk menghadapi Ramadhan 2025, terutama dalam hal menjaga kesehatan dan kebugaran selama menjalankan ibadah puasa.
Ramadhan 2025 dengan Durasi Puasa yang Berbeda di Setiap Negara
Ramadhan 2025 akan memiliki durasi puasa yang sangat bervariasi di seluruh dunia, tergantung pada lokasi geografis dan perbedaan panjang waktu siang. Sementara beberapa negara seperti Skandinavia dan Greenland akan menghadapi puasa yang sangat panjang, negara-negara di Belahan Bumi Selatan seperti Brasil dan Afrika Selatan akan memiliki durasi puasa yang lebih pendek. Hal ini menambah keunikan dan tantangan dalam menjalankan ibadah puasa, serta memberikan kesempatan untuk merayakan keanekaragaman cara umat Muslim beribadah di seluruh dunia.