Trump Ultimatum Tiongkok: Jual Aset TikTok atau Tarif Impor Naik Jadi 50 Persen

Presiden AS Desak Penjualan TikTok untuk Hindari Kenaikan Tarif Dagang

Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali membuat gebrakan dalam kebijakan perdagangannya terhadap Tiongkok. Trump secara tegas meminta Tiongkok untuk menjual aset media sosial TikTok ke Amerika Serikat, dengan imbalan pelonggaran tarif impor yang selama ini membebani Negeri Tirai Bambu.

Apabila tawaran tersebut ditolak, Trump mengancam akan menaikkan tarif impor barang asal Tiongkok hingga 50 persen, dari sebelumnya yang sudah mencapai 34 persen. Pernyataan ini langsung menyita perhatian dunia dan memicu ketegangan dalam hubungan dagang kedua negara.

Tekanan Tarif Jadi Senjata Trump untuk Tekuk Tiongkok

Presiden Trump menyampaikan bahwa kebijakan tarif yang diterapkan sejak 5 April 2025 telah memberi dampak besar. Menurutnya, banyak pemimpin negara yang sebelumnya menolak, kini mulai melunak dan bahkan menghubungi Washington untuk menjajaki kerja sama lebih lanjut.

“Jika sebelumnya mereka berkata tidak, sekarang mereka akan melakukan apapun untuk kami. Tarif ini membuat negara kami sangat kaya,” kata Trump dengan penuh percaya diri.

Dengan posisi tawar yang kuat, Trump yakin Tiongkok pada akhirnya akan tunduk pada tekanan ekonomi tersebut, terutama jika ingin melihat TikTok tetap eksis di pasar Amerika.

Penjualan TikTok Jadi Syarat Keringanan Tarif

Trump Desak TikTok Diambil Alih oleh AS untuk Redakan Perang Dagang

Trump secara terang-terangan menyebutkan bahwa penjualan TikTok menjadi salah satu syarat utama untuk meredakan ketegangan dagang antara AS dan Tiongkok.

“Selama mereka memberi kami sesuatu yang bagus, misalnya TikTok. Saat ini kami punya situasi dengan TikTok, dan saya pikir Tiongkok mungkin akan setuju dengan kesepakatan itu,” jelas Trump.

Trump juga menambahkan, dengan tekanan tarif tinggi, ia memprediksi Tiongkok akan segera menghubungi AS untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan kedua pihak.

Tiongkok Menolak Tekanan Trump: TikTok Tetap Jadi Milik Negeri Tirai Bambu

Namun, tak butuh waktu lama bagi otoritas Tiongkok untuk merespons pernyataan Presiden Trump. Pemerintah Tiongkok secara resmi menolak untuk menyetujui kesepakatan penjualan aset TikTok di Amerika Serikat.

Penolakan ini terjadi menyusul pengumuman kenaikan tarif impor terbaru yang diterapkan pemerintah AS terhadap berbagai barang dari Tiongkok. Sikap tegas Tiongkok ini menunjukkan bahwa mereka tidak akan mudah tunduk terhadap tekanan eksternal, bahkan dari negara adidaya seperti Amerika Serikat.

Perang Dagang AS-Tiongkok Memanas, Nasib TikTok di Ujung Tanduk

Apa Dampaknya untuk Pasar Global?

Konflik dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok kian memanas, dan TikTok kini menjadi salah satu pion utama dalam permainan geopolitik ini. Jika penjualan TikTok ke perusahaan Amerika gagal terlaksana, bukan tidak mungkin aplikasi populer ini akan kembali menghadapi larangan operasional di AS.

Para analis memperkirakan, ketegangan ini juga dapat berimbas pada berbagai sektor lain, mulai dari teknologi, perdagangan, hingga kepercayaan investor global terhadap stabilitas kedua negara.

Trump Mainkan Kartu TikTok di Tengah Perang Tarif

Kebijakan Presiden Trump menekan Tiongkok dengan ancaman kenaikan tarif impor hingga 50 persen sekaligus mendesak penjualan TikTok ke AS, menandai babak baru dalam perang dagang AS-Tiongkok.

Meski Tiongkok telah menolak tawaran tersebut, dinamika hubungan kedua negara diprediksi akan terus berkembang, dengan TikTok sebagai salah satu titik krusial dalam pertarungan kekuatan ekonomi global.

Exit mobile version