Langkah Berani Biden: AS Batasi Investasi di Teknologi Sensitif China
Tinta.news | Berita hangat datang dari tanah Amerika Serikat! Pada Rabu, 9 Agustus 2023, Presiden Joe Biden mengambil tindakan penting dengan menandatangani keputusan presiden yang menghentikan investasi baru AS di China dalam ranah teknologi yang sensitif. Anda bisa bayangkan, sektor-sektor seperti chip komputer dan teknologi canggih lainnya memerlukan lampu hijau dari pemerintah.
Dalam keputusan yang sangat dinantikan ini, presiden memberi wewenang kepada Menteri Perdagangan AS untuk membatasi atau bahkan melarang AS berinvestasi pada tiga sektor kunci di perusahaan China. Nah, apa saja sektor-sektor yang disebutkan? Ini dia: semikonduktor dan mikroelektronik yang menjadi otak teknologi, teknologi informasi kuantum yang bikin kepala penasaran, serta sistem kecerdasan buatan yang cukup misterius.
Tentu saja, pemerintah AS masih menyimpan sejumlah kartu di tangan. Mereka nggak memberikan rincian pasti, tapi dengar-dengar pembatasan ini akan mengenai “potongan-potongan kecil” dari ketiga sektor tersebut.
Biden, yang tak diragukan lagi adalah orang nomor satu di pemerintahan Partai Demokrat, juga mengirim surat ke Kongres AS. Isinya? Bahwa dia mengumumkan status darurat nasional buat menghadapi risiko dari negara-negara seperti China yang gemar bermain-main dengan teknologi.
Ancaman-ancaman yang disebutkan oleh Biden cukup bikin merinding. Dia menyoroti tentang teknologi-teknologi sensitif dan produk-produk krusial yang bisa menjadi ancaman, entah itu di bidang militer, intelijen, pengawasan, atau pun dominasi dunia maya.
Seolah memutar ulang piring, China pun angkat bicara pada Kamis. Mereka nggak tanggung-tanggung bilang kalau mereka “sangat prihatin” dengan perintah yang datang dari presiden AS. Nggak heran sih, karena China memang merasa berhak untuk ambil tindakan yang perlu. Mereka pun mengkritik keras dampak dari keputusan ini terhadap bisnis normal dan pengambilan keputusan para perusahaan.
Kementerian Perdagangan China juga menyorot bahwa keputusan ini bisa merusak keseimbangan ekonomi dan perdagangan internasional. Namun, China dengan sopan mengajak AS buat menghormati aturan dan prinsip kompetisi yang adil dalam pasar ekonomi. Mereka juga berharap agar AS nggak jadi penghalang dalam pemulihan ekonomi dunia dan kerja sama internasional.
Wah, persaingan dunia maya semakin panas! Kita nantikan bagaimana perkembangan selanjutnya, ya. (tn)