Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Gorontalo mengganti uang milik seorang warga, Sony Ndui, yang hangus terbakar beberapa waktu lalu. Kepala KPwBI Gorontalo, Dian Nugraha, menjelaskan bahwa pada 6 Februari 2024, pihaknya menerima permintaan penukaran uang dari Sony Ndui.
“Jumlah uang yang diajukan sebesar Rp 71 juta. Setelah dilakukan pengecekan fisik, kami menyimpulkan bahwa kerusakan uang tersebut disebabkan oleh kebakaran,” ujar Dian pada Kamis (20/06/2024).
Uang yang rusak tersebut kemudian diproses dengan memastikan kelengkapan dokumen pendukung dan dikirim ke laboratorium Kantor Pusat Bank Indonesia untuk penelitian lebih lanjut. Pada 7 Juni 2024, KPwBI Gorontalo menerima hasil penelitian dari laboratorium pusat.
“Berdasarkan surat permintaan penelitian laboratorium dari KPwBI Gorontalo tanggal 7 Februari 2024, total uang yang mendapatkan penggantian adalah sebesar Rp 74.297.100,” lanjut Dian.
Dian menjelaskan bahwa menentukan besarnya penggantian uang rusak memerlukan penelitian mendalam. Sebagian besar uang yang terbakar masih dalam satuan pak dan menempel dalam tumpukan, sehingga sulit untuk memisahkan lembar demi lembar tanpa merusaknya. Selain itu, beberapa uang sudah menjadi arang atau lapuk. Penggantian ini juga telah mendapat persetujuan dari pihak penukar.
Dian juga menyebutkan bahwa penukaran uang kertas yang rusak atau cacat dapat dilakukan dengan beberapa syarat, yaitu:
- Fisik uang kertas Rupiah lebih besar dari 2/3 ukuran aslinya.
- Ciri uang Rupiah dapat dikenali keasliannya.
- Uang kertas rusak/cacat masih merupakan satu kesatuan dengan atau tanpa nomor seri yang lengkap.
- Jika uang kertas rusak/cacat tidak merupakan satu kesatuan, maka kedua nomor seri pada uang tersebut harus lengkap dan sama.
“Selain itu, kami (BI) juga menyediakan informasi layanan kas Bank Indonesia melalui situs web https://pintar.bi.go.id. Salah satu menu yang tersedia adalah penukaran uang Rupiah yang rusak atau cacat,” tandasnya.
