Gugatan Elon Musk Terhadap OpenAI Akan Disidangkan pada 2026, Perseteruan Miliaran Dolar Memanas
Konflik Panas: Elon Musk Bawa OpenAI ke Meja Hijau

Perang dingin antara Elon Musk dan OpenAI akhirnya akan dipertaruhkan di pengadilan. Gugatan yang diajukan Musk terhadap perusahaan AI ternama itu diputuskan akan masuk ke sidang juri pada musim semi 2026, seperti yang diputuskan oleh hakim federal Amerika Serikat pada Jumat lalu.
Kasus ini berkaitan dengan keputusan OpenAI yang beralih dari lembaga nirlaba menjadi perusahaan berorientasi profit, yang dinilai Musk telah menyimpang jauh dari misi awalnya: mengembangkan kecerdasan buatan demi kebaikan umat manusia, bukan untuk keuntungan bisnis semata.
Hakim Tolak Permintaan Musk, Pilih Percepat Proses Sidang
Hakim Yvonne Gonzalez Rogers dari Pengadilan Distrik AS Wilayah Utara California menolak permintaan Musk untuk menghentikan sementara perubahan status OpenAI menjadi perusahaan profit. Sebaliknya, sang hakim mengusulkan jalur cepat (fast-track) agar kasus ini bisa segera disidangkan di hadapan juri.
Langkah ini sekaligus memanaskan pertarungan antara orang terkaya di dunia itu dengan Sam Altman, CEO OpenAI yang kini menjadi rival berat Musk dalam pengembangan teknologi AI.
Elon Musk dan OpenAI: Dari Pendiri hingga Lawan di Pengadilan
Seperti diketahui, Elon Musk dan Sam Altman pernah berjalan sejalan saat mendirikan OpenAI pada tahun 2015. Namun, Musk memutuskan keluar sebelum OpenAI melejit dan kemudian mendirikan xAI, perusahaan yang kini menjadi rival utama OpenAI dalam perlombaan AI global.
Menariknya, pada tahun 2023, xAI milik Musk mengakuisisi X (sebelumnya Twitter) dalam kesepakatan besar senilai $33 miliar. Akuisisi ini memungkinkan nilai xAI turut berbagi dengan para co-investor X, memperkuat posisi Musk di dunia kecerdasan buatan.
Tuduhan Elon Musk: OpenAI Lari dari Misi Awal
Dalam gugatan yang diajukan, Musk menuduh OpenAI dan Sam Altman telah mengabaikan tujuan awal mereka. Alih-alih menciptakan AI untuk kepentingan umat manusia, OpenAI kini dianggap terlalu fokus mengejar keuntungan komersial.
Namun, OpenAI dan Altman membantah keras tuduhan tersebut. Mereka menegaskan bahwa transisi menjadi perusahaan berorientasi profit diperlukan untuk mengamankan pendanaan besar dan tetap kompetitif dalam industri AI yang membutuhkan biaya tinggi.
Altman bahkan balik menuding Musk sedang berupaya memperlambat laju perkembangan rivalnya, demi keuntungan perusahaan AI yang ia kembangkan sendiri.
Taruhan Besar: Masa Depan OpenAI dalam Peralihan ke Perusahaan Profit
OpenAI saat ini tengah dalam proses penggalangan dana besar-besaran hingga $40 miliar, dipimpin oleh raksasa teknologi asal Jepang, SoftBank. SoftBank disebutkan siap mengucurkan $10 miliar pada pertengahan April, dan tambahan $30 miliar pada Desember, dengan syarat OpenAI harus resmi menjadi perusahaan profit sebelum akhir 2025.
Tak hanya itu, awal tahun ini, Altman dengan tegas menolak tawaran akuisisi senilai $97,4 miliar yang dipimpin konsorsium Elon Musk dengan jawaban singkat namun tegas: “No, thank you.“
Pertarungan Besar AI Menuju Sidang Juri 2026
Sidang yang akan digelar pada 2026 ini dipastikan menjadi salah satu momen paling menentukan dalam sejarah perkembangan AI modern. Di satu sisi, Elon Musk berjuang mempertahankan idealisme awal, sementara di sisi lain, OpenAI bertarung demi keberlanjutan bisnis di industri AI yang penuh persaingan sengit.
Dengan nilai investasi miliaran dolar dan masa depan ChatGPT sebagai salah satu pionir AI generatif global, dunia kini menantikan hasil akhir dari pertarungan hukum spektakuler ini.
- Elon Musk Gagal Mengakuisisi OpenAI: Dewan Direksi Menolak Tawaran Rp 1.5 Triliun
- Elon Musk Mengajukan Tawaran Pembelian OpenAI Sebesar $97,4 Miliar: Simak Fakta-fakta Menariknya